Album Cover Dua Ratus Dua Belas, Hadiah

Dua Ratus Dua Belas, Hadiah

Jason Ranti

3

Aku khawatir sebentar lagi

Anakku lahir, suhu dalam negeri

Tak kunjung stabil, kulihat tiada tanda-tanda

p*nistaan akan berakhir, akal sehat

Diperkosa, hei penjahat

Apa rasanya

Kubaca koran, mana yang berimbang

Kini ku beralih ke televisi

Jeremy Teti dan CCTV

Di mana khilaf semua terekam

Media sosial jadi ladang perang

Kulihat ranjau di banyak postingan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Bunga dibakar di jalan

Omongan di jalan, semua mengerikan

Si penembak jitu di balik iklan

Kupergi ke kiri, kupergi ke kanan

Kuingin mencari sekadar peace of mind

Barang sebentar, mungkin dua jam

Dua hisapan, kuingin mengintip

Masa depan, masa jalan

Kurasa mencekam, kuucap takbir

Aku khawatir sebentar lagi anakku lahir

Aku terdampar di halte Busway

Mampang Prapatan, 11 malam

Kulihat uang di genggaman

Hasil panggungan dari bar brengsek di wilayah Kemang

Jakarta Selatan bagian

Bajingan

30 persen dipotong teman

20 persen untuk minuman

Yang tersisa kubawa pulang

Tapi kurasa ini masih kurang

Aku deg-degan jadi seniman

Aku khawatir sebentar lagi anakku lahir

Rasa memuncak, waktu bergerak

Orang-orang waras semua tiarap

Kulihat langit semakin gelap

Kulihat parasit padat merayap

Kuingat-ingat janji pernikahan

Sehidup semati dalam suka

Dalam duka, dalam tawa

Dalam tangis, dalam manis

Dalam pahit, dalam sakit

Dalam sehat, dalam-dalam

Kurasa kini bibirku pahit

Tembakau keparat, harganya naik

Ah sh*t, f*cking sh*t

Ganja sintetik efeknya rumit

Kupertanyakan batang yang terakhir

Aku khawatir sebentar lagi bungaku lahir

Lampu kota berpendar pelan

Kurasa sinarnya mulai mengancam

Gelombang pertanyaan mulai datang

"Mau ke mana? Dari mana?"

"Daftar di mana? Umur berapa?"

"Ini Jakarta. Hei, kau mau apa?"

Aku ingin mandi bir

Kepalaku pusing

Aku ingin mandi bir

Kepalaku pusing

Aku khawatir sebentar lagi anakku lahir

7-Eleven terlalu terang

Jelas Circle K bukan pilihan

Ada sesuatu yang ingin kulanggar

Entah peraturan, entah ketetapan

Ah, persetan dengan keadaan

Kucuri kesempatan dalam kesempitan

Semoga halal, kuyakin halal

Aku tak perlu fatwa mereka

Mana yang suci, mana yang dosa?

Hei, ini jauh lebih nyata

Aku khawatir sebentar lagi anakku lahir

Ekonomi keluarga

Sayur asam dan pepaya

Premi asuransi dan kuota

Semua berjejer di kepala

Ku tak percaya pada negara

Satu tambah satu sama dengan tiga

Ku tak berharap pada mereka

Si Fadli Zon dan Fahri Hamzah

Buanglah sampah pada tempatnya

Sedangkan malam semakin dingin

Keringat dingin deras mengalir

Aku merinding, Kutub Utara

Semakin mencair, aku merinding

Aku khawatir sebentar lagi anakku lahir

Masalah agama, masalah Si Kafir

Lagi-lagi dia, dia-dia lagi

Tuhan dipaksa turun ke jalan

Seisi surga berpegangan tangan

Aku khawatir sebentar lagi surgaku lahir