Album Cover Aku Amin Idi

Aku Amin Idi

Doel Sumbang

4

Tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh lima kurang lebih pukul sepuluh pagi

Tepat ketika Bung Karno yang presiden membacakan teks proklamasi yang menyatakan kemerdekaan negeri Indonesia

Dan kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan

Di pedalaman kampung Bantar Rayud lahir ke dunia seorang bayi

Hasil dari kerja keras dan kerja lembur Raden Rojo Singo dan Raden Ayu Srangenge

Bayi itu gemuk dan kulitnya gelap serta setelah empat puluh hari bayi yang gemuk itu memiliki nama Amin Idi

Saban pagi Amin Idi senantiasa minum susu murni dan makan telor setengah matang

Tidak bedanya dengan lelaki-lelaki sekarang yang banyak diserang penyakit lemah syahwat

Amin Idi tidak pernah minum air susu ibunya lantaran air susu ibunya habis diminum bapaknya yang pensiunan playboy dan tukang jajan

Tahun seribu sembilan ratus lima puluh dua Amin Idi sekolah pada sebuah sekolah rakyat yang menurut kabar SPP-nya murah

Sekolah-sekolah masa dulu nampaknya tidak begitu menggencet para siswa

Segala sesuatunya serba wajar

Tidak terdengar ada main suap

Tidak terdengar ada siswa bodoh yang naik kelas terus lantaran wali kelasnya menyimpan rasa cinta

Tidak terdengar ada ibu guru genit yang melahap perjaka siswanya

Pokoknya tidak terdengar yang keliru-keliru

Amin Idi bisa sekolah dengan lancar

Amin Idi bisa belajar dengan tenang

Hingga ketika kelas empat dia dinyatakan sebagai anak terpandai

Lantas mendapat hadiah dari kepala sekolah yakni

Dua lusin sabun dan dua buah majalah mode serta satu dus karet KB

Kelas lima Amin Idi tetap dapat hadiah yang sama dan pada kelas enam Amin Idi lulus dengan nilai angka yang selangit

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun

Amin Idi tamat SD, SMP, dan, SMA setelah SMA dia menganggur

Bukan karena faktor ekonomi (sorry)

Bukan karena takut menghadapi soal-soal testing

Bukan pula karena tidak ada keinginan untuk meneruskan sekolah

Tapi Amin Idi berniat untuk istirahat

Perlu diketahui bahwa Amin Idi tidak seperti anak-anak sekarang yang banyak gagal dalam perintis

Tiba saatnya Amin Idi menjadi seorang anak remaja yang hidup dengan masa puber

Dalam hatinya timbul satu keinginan untuk mencoba berkawan akrab dengan manusia yang berkelamin wanita

Tapi dia bingung bagaimana cara untuk memulainya

Pilihannya sudah ada

Yakni pada seorang pembantu tetangga yang punya nama

Nyai Julaeha Ratna Geol Binti Bondon Eceng Gondokwati

Amin Idi selalu dibayangi oleh raut wajah Nyai Julaeha

Dagunya yang laksana sepotong telor

Pipinya yang laksana bakpao tiongkok

Hidungnya yang laksana sepotong jambu air

Dan lirik matanya yang waduh asyik bukan min

Sering kali Amin Idi tak bisa tidur

Sering kali Amin Idi mogok makan

Lantaran Amin Idi sedang dirundung asmara

Akhirnya Amin Idi nekat untuk datang pada Nyai Julaeha

Dengan maksud menyatakan cinta dengan jantan

Dengan harapan Julaeha mau jadi kekasihnya dan selanjutnya jadi istrinya

Terjadilah perbincangan serius

Setelah Amin dan Julaeha saling kenal

Amin Idi berkata dengan kepala menunduk dan sikap yang ramah

Begini katanya: